Papuan Herbalism

Selasa, 20 November 2018

ISI DAN KESIMPULAN "Karakterisasi Buah Merah"

November 20, 2018 1
ISI DAN KESIMPULAN "Karakterisasi Buah Merah"
A. KARAKTERISASI FISIK 
Karakteristik fisik buah merah (Pandanus conoideus Lamk) secara umum yaitu chepalium buah merah terdiri dari sebuah tubular yang berbentuk segitiga silindris, dan berwarna kuning terang sampai merah tua dengan panjang 42-70 cm (100-110 cm), dan 9,6-11 cm dengan diameter lingkar ( 30-34,5 cm), yang kemudian didalam chepalium terdapat pedicel putih; dan disusun oleh banyak orang buah tunggal (drupa). Drupa atau buah tunggal memiliki bentuk segitiga dengan pericarp (lapisan buah tunggal) dan mengandung lemak (pulp) kuning atau merah yang disekitar biji. Dari 23 klon buah merah yang di teliti, 9 klon buah merah diantaranya tidak diteliti ukuran dan bentuk buah hanya warna buah. Klon dengan warna yang berbeda hanya satu yaitu Menjib rumbai berwarna kuning sedangkan yang lainnya berwarna merah hingga merah tua. Klon buah merah Hityom dari Manokwari dan Tawi Ugi dari Jayawijaya memiliki panjang buah dan ukuran drupa masing-masing 76 cm - 1,8 cm dan 75 cm - 1,6 cm. Sedangkan klon yang memiliki panjang buah dan ukuran drupa kurang dari 42 cm adalah Memiwuk yang berasal dari Teluk Bintuni yaitu 21 cm – 1,7 cm.  (Waluyo et al 2007 dalam Murtiningrum et al.,2013)
Gambar Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.)
Photo : Doc Pribadi

Gambar isi buah merah (Chepalium)
Photo : Doc Pribadi
Selain karakteristik fisik yang berbeda pada tiap klon buah merah di setiap daerah. Lingkungan di Papua yang beragam juga berefek pada kandungan bioaktif dalam buah merah. Dataran rendah merepresentasikan buah merah kandungan bioaktif tinggi sedangkan buah merah yang berada di dataran tinggi memiliki kandungan bioaktif rendah. Dalam penelitian Sarungallo Z. L et al.,2016 umumnya klon yang ditanam di dataran rendah cenderung menghasilkan kandungan karotenoid lebih tinggi daripada yang tumbuh di dataran tinggi. Hal itu juga menjelaskan bahwa karotenoid ditemukan di daun dan batang tanaman yang berperan penting dalam proses fotosintesis dan melindungi terhadap kerusakan foto-oksidatif, dimana kadar di kloroplas daun dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Dengan demikian daerah dataran rendah dengan suhu relatif lebih hangat lingkungan dengan intensitas cahaya yang lebih tinggi akan memicu tanaman menghasilkan karotenoid. Me'ndez et al  2000, menyatakan bahwa biosintesis karotenoid tanaman dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti ekspresi gen yang mengatur karotenogenesis, karakteristik fisiologis dan morfologi klon mempengaruhi pertumbuhan dan kandungan nutrisi serta fitokimia buah merah yang ditemukan pada daerah tersebut.

B. KARAKTERISASI FITOKIMIA

Analisis kandungan nutrisi dan fitokimia pada 16 klon buah merah adalah sebagai berikut : kadar abu (2,03-3,50%), protein (3,12-6,48%), karbohidrat (43,86-79,66%), vitamin C (3.78- 21.88 mg/100g) vitamin B1 (0.97-3.14 mg/100g) Kalsium (0.53-1.11%), Zat Besi,( 8.32-123.03%,), Fosfor (0.01-0.33%), total karotenoid (333-3309 ppm) dan total tokoferol (964-11918 ppm). Sedangkan pada 9 klon buah merah memiliki kandungan nutrisi dan fitokimia adalah sebagai berikut: kadar air (0,07-0,18%), asam lemak bebas (asam oleat) (4,3-9,2 %), angka peroksida (0,36-0,84 meg/kg), angka yodium 79-85,5 g/100 g). fosfor (37-374 ppm). α –cryptoxanthin (5,4-138,5 ng/mg). β-cryptoxanthin, (3,9-29,4 ng/mg). α – karoten (3,5-80,0 ng/mg ) dan β – karoten (50,8-118,0 ng/mg). Standar SNI yang diijinkan yaitu 0,5 % kadar air yang lebih dari pada 0,5 % dapat menyebabkan reaksi hidrolisis yang menyebabkan minyak rusak, ditandai dengan meningkatnya kadar asam lemak bebas (Ngando et Al. , 2006 dalam Zarungallo Z. L et al 2016) 

Asam lemak bebas atau FFA yang di teliti merupakan asam oleat. Tingkat FFA yang tinggi di minyak buah merah mengindikasikan terjadinya hidrolisis minyak, yaitu, putusnya ikatan ester antara asam lemak dan gliserol untuk menghasilkan FFA. Hidrolisis dapat dipicu oleh adanya aktivitas lipase air dan buah internal (Ngando et al., 2006), pada proses pasca panen dan selama proses ekstraksi minyak. Perbaikan pasca panen penanganan buah merah sangat dibutuhkan. Selanjutnya, Sarungallo Z.L 2016. menyatakan perbedaan dalam persentase FFA di minyak buah merah mungkin juga dipengaruhi oleh perbedaan klon dan kematangan buah. Kemudian angka peroksida perlu diukur dan diketahui dalam rangka mengukur oksidasi lemak sedangkan dan angka yodium di teliti untuk indikasi asam lemak tak jenuh. 

Klon buah merah monsmir yang memiliki kandungan lemak yang tinggi yaitu (30.72%) dibandingkan klon buah merah lain. Hal ini dikuatkan dengan pelaporan Budi dan Paiman 2004 dalam Murtiningrum et al 2012yaitu diperlukan suhu 23-33o C untuk menanam tanaman buah merah  dan di daerah dengan kelembaban cukup. Monsmir berasal dari dataran rendah Kecamatan Merdey, Teluk Bintuni yang memiliki temperatur suhu 27,4 C dan kelembapan cukup untuk pertumbuhan sehingga memiliki kadar lemak tinggi. Selain lemak kandungan vit C, vit B1,Zat besi, fosfor, kalsium, total karotenoid dan total tokoferol juga menunjukkan nilai yang tinggi dibandingkan klon buah merah dataran tinggi.

C. METODE EKSTRAKSI

Metode analisis dengan ekstraksi kering panas dan perlakuan tekanan tinggi yang dapat menyebabkan degradasi karoten. Menurut Knockaert et al yang dikutip oleh Sarungallo et al.,2015, dengan sistem ikatan ganda terkonjugasi membuat karoten juga sangat rentan terhadap isomerisasi dan oksidasi oleh panas serta tekanan tinggi dan pengolahan mekanis seperti pencampuran atau homogenisasi selama pemrosesan. Isomer cis dari β-karoten memiliki aktivitas provitamin A yang menurun dan aktivitas antioksidan yang berubah. Untuk itu perlu adanya penanganan pasca panen yang tepat agar kandungan karotenoid dapat terjaga kualitas dan kuantitasnya.   


Komponen utama dari karotenoid minyak buah merah dibandingkan dengan sumber karotenoid lainnya α- dan β-karoten pada minyak buah merah lebih rendah dari minyak sawit mentah (crude palm oil / CPO). CPO mengandung α-karoten 181-253,4 ng / mg dan β-karoten 272- 381 ng / mg (Sudram K et al dalam Sarungallo 2015) . Namun, minyak buah merah memiliki kandungan α- dan β-karoten yang lebih tinggi daripada wortel, ubi jalar dan jagung. Wortel mengandung α-karoten 25-49 ng / mg dan β-karoten 55-103 ng / mg (Heinonen MI dalam Sarungallo 2015) sementara ubi jalar orange mengandung α-karoten 3,8-9,0 ng / mg dan β-karoten 14,4-33,1 ng / mg (Liu SC et al., dalam Sarungallo 2015); dan termasuk jagung mempunyai kandungan karotenoid β-cryptoxanthin 0,2727-0,23 ng / mg dan β-karoten 0,049-0,46 ng / mg (Parra CDL, et al dalam Sarungallo 2015). Maka dapat dikatakan minyak buah merah mengandung kandungan karotenoid yang tinggi dibandingkan bahan pangan lainnya walaupun kandungan karotenoid dalam minyak sawit lebih tinggi. Hal ini merupakan nilai tambah dari minyak buah merah karena tidak seperti minyak kelapa sawit yang akan digunakan dengan cara dipanaskan lagi sehingga kandungan karotenoidnya akan menurun minyak buah merah setelah di produksi akan langsung dikonsumsi sehingga kemungkinan kehilangan kandungan karotenoid rendah.


Angka kandungan karotenoid  yang berbeda-beda untuk setiap klon buah merah. Penelitian ini dilakukan oleh Wada M et al 2013, jumlah keempat karotenoid dalam kisaran sebagai berikut; α- cryptoxanthins: 0.6 - 3.1 mg/100 g, β-cryptoxanthins: .4 - 9.0 mg/100 g,  α- carotenes: 10.2 - 0.9 mg/100 g dan β-carotenes: 1.5 - 6.7 mg/100 g. Sampel keempat atau yang disimbolkan D dari buah kuning tidak ditemukan karotenoid atau tidak terdeteksi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarungallo et al 2015 yang menunjukkan kandungan karotenoid pada klon Pandanus conoideus Lamk berwarna buah kuning (Menjib rumbai) memiliki  kandungan karotenoid yang tinggi dibandingkan dengan klon Pandanus conoideus Lamk lainnya.  Untuk itu diasumsikan bahwa dengan adanya perbaikan atau modifikasi metode yang dilakukan oleh Sarungallo et al 2015 kandungan karotenoid pada beberapa klon buah merah  dapat di deteksi.

Metode yang digunakan adalah analisis kromatogram menggunakan HPLC yang terdiri dari Shimadzu LC-10ATvpchromatographic pumps (Kyoto), a Develosil Combi RP-5 C30-column (50 x 4.6 mm, i.d., 5 μm, Nomura Chemical,Tokyo), dan Shimadzu SPD-10 AV UV-VIS detector (Shimadzu), 7125 injector dengan sampel loop 20 μl. (Rheodyne, CA, U.S.A.). Sedangkan untuk fase gerak terdiri dari (a) campuran acetonitrile dan water (80:20,v/v) mengandung 0.05% TEA dan (b) campuran dari acetonitrile, methanol and ethyl acetate (68:5:27, v/v/v) mengandung 0.05% TEA. Pemisahan karotenoid dideteksi dengan panjang gelombang 450 mn dan total waktu kromatografi adalah 45 menit dari 1 ml/min.

KESIMPULAN

1. 1 Klon buah merah yang telah diteliti sebanyak 23 klon tersebar pada 6 kabupaten/kota yaitu Manokwari, Teluk Bintuni, Sorong Selatan, Nabire, Jayawijaya, dan Jayapura.
2.   2 Setiap klon buah merah memiliki nama berbeda-beda yang dinamakan sesuai dengan kearifan lokal masyarakat secara turun temurun diantaranya 10 klon dari Manokwari: Menjid Rumbai, Edewewits, Memeri, Monsrus Monsor, Hibcau Idebebcs, Hityom, Himbiak, Hibnggok, 3 klon dari Teluk Bintuni: Monsmir, Memyer, Memiwuk, 3 Klon dari Sorong selatan: U saem, U sauw, U aupat, 3 klon dari Nabire: Tawi bilim, Tawi Muni, Tawi Kubu, 3 klon dari Jayawijaya: Tawi ugi, Tawi Magari, Tawi kenen,dan 1 klon dari Jayapuran: Mbarugum,
3.  3 Setiap klon buah merah memiliki kandungan nutrisi dan fitokimia yang berbeda yaitu kandungan tertinggi didapati pada klon yang habitatnya didataran rendah yaitu Teluk Bintuni dan Nabire. Sedangkan untuk fisik buah yang terbesar terdapat pada klon dengan habitat di dataran tinggi yaitu Manokwari dan Jayawijaya.

Minggu, 18 November 2018

PENDAHULUAN "Karakterisasi Buah Merah"

November 18, 2018 0
PENDAHULUAN "Karakterisasi Buah Merah"
Photo : Doc Pribadi

Papua merupakan kepulauan yang sangat kaya akan sumber daya alam hayati. Salah satu tanaman yang telah dibudidayakan dan dimanfaatkan secara turun temurun sebagai makanan yaitu buah merah (Pandanus conoideus lamk). Buah merah digunakan pada kehidupan sehari-hari sebagai penambah saus pada sayur-sayuran dan  sebagai suplement untuk menjaga daya tahan tubuh dan pengobatan penyakit tertentu. Pandanus conoideus Lamk. dikenal dengan nama lokal yang berbeda di Indonesia, seperti Pandan Seran (Maluku), Saun (Seram), Sihu (Halmahera) sedangkan di Papua pada umumnya dikenal dengan nama buah merah dan buah tawi. Stone BC (1982) menyatakan Orang Papua Nugini juga menggunakan buah merah sebagai makanan dan lebih dikenal sebagai Marita [1]
Seperti halnya tanaman lain buah merah atau Pandanus conoideus Lamk. memiliki berbagai jenis aksesi atau klon yang beragam, namun tidak semua klon dapat dibudidayakan. Klon buah merah yang ditemukan memiliki potensi untuk dikembangkan adalah 7 klon dari Manokwari yaitu 1 klon di Masni (Idebebcs), 3 aksesi di Minyambouw (Hityom, Himbiak, Hibnggok) dan 3 klon dari Teluk Bintuni, Kecamatan Merdey, (Monsmir, Memyer, Memiwuk), kemudian juga 3 klon masing - masing dari Sorong Selatan yaitu U saem, U sauw, U aupat,  dari nabire (Tawi bilim, Tawi Muni, Tawi Kubu) dan dari Jayawijaya (Tawi ugi, Tawi Magari, Tawi kenen) jadi secara keseluruhan totalnya ada 16 klon.[2]
Dari keenam belas klon diatas dapat diketahui bahwa buah merah memiliki habitat yang berbeda-beda mulai dari dataran tinggi (Jayawijaya) hingga dataran rendah (Manokwari, Sorong Selatan, Teluk Bintuni dan Nabire). Hal ini menyebabkan perbedaan konsentrasi kandungan nutrisi dan senyawa fitokimia dari buah merah karena habitat pertumbuhan suatu tanaman dengan kadar intensitas suhu,kelembapan yang berbeda dapat mempengaruhi kandungan nutrisi dan senyawa fitokimia terdapat tanaman buah merah di tiap daerah tersebut. Berdasarkan penelitian Murtiningrum 2012, yang dikutip oleh Sarungallo et al., eksplorasi buah merah pada lima wilayah dari Papua (Manokwari, Bintuni, Sorong Selatan, Jayawijaya dan Nabire) telah mendaftarkan 85 kultivar dengan berbagai karakteristik fisik dan kimiawi dan komposisi buah merah. Dari 85 kultivar atau klon yang telah teridentifikasi baru sekitar 23 jenis yaitu Idebecs, Hibnggok, Hityom, Himbiak, Monsnir, Memyer, Mewiwuk, U Saem, U Sauw, U Aupat, Tawi Bilim, Tawi Muni, Tawi Kubu, Tawu Ugi,Tawi Magari Tawi Kenen seperti yang tercantum pada alinea sebelumnya. Kemudian juga 9 jenis buah merah yang diteliti oleh Sarugallo et al 2015, untuk melihat keberagaman kandungan fotokimia pada buah merah diantaranya Menjid rumbai, Edewewits, Memeri, Monsrus, Monsor, Mbarugum, Hityom, Himbiak, dan Hibcau.
Photo from journal Murtiningrum et al (2012)
Selain habitat buah merah, perbedaan kandungan nutrisi dan fitokimia juga dipengaruhi tingkat kematangan dari masing-masing buah merah. Pada beberapa klon buah merah terdapat perbedaan waktu panen sehingga dapat berakibat pada penurunan atau peningkatan kandungan nutrisi dan fitokimia dalam buah merah. Santoso et al, (2011) yang dikutip oleh Zarungallo menyatakan bahwa secara umum ada empat tahap pematangan buah setelah pembentukan buah merah, yaitu belum matang, setengah matang, matang, dan terlalu matang. Kemudian selama proses berlangsung dari pematangan, biji buah merah (drupa) yang tertanam dalam empulur akan lebih merenggang dan mudah dipisahkan, dengan tekstur selembut daging, sehingga memudahkan memar akibat cedera fisik dan rentan untuk kerusakan kimia (hidrolisis dan oksidasi). [3]
Untuk itu diperlukan penanganan pasca panen yang baik dan benar agar kandungan nutrisi dan fitokimia tetap terjaga. Buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) setelah masa panen secara tradisional dan menggunakan alat sederhana sering diolah dan dimanfaatkan untuk makanan ataupun dipanaskan dan diambil minyak buah merah/Red Fruit Oil (RFO). Untuk menjaga kualitas RFO maka perlu diperhatikan beberapa hal seperti kadar air, kadar abu, asam lemak bebas/ free fatty acid (FFA), karbohidrat, protein, vitamin C, fosfor kalsium total karotenoid, dan total tokoferol dalam buah merah.
Kualitas RFO yang baik juga dipengaruhi oleh kandungan senyawa aktif yang terdapat didalamnya. Menurut penelitian Surono et al., (2008) yang dikutip Zarungallo, RFO mengandung β-karoten dan a-tokoferol sehingga RFO punya potensi sebagai sumber alternatif karotenoid dan tokoferol.[4] Telah diketahui bahwa karotenoid dan tokoferol merupakan sumber antioksidan yang sangat bermanfaat bagi tubuh untuk menangkal berbagai penyakit. Dutta D et al (2005) dan Ball G.M.F. (2000) yang dikutip oleh Roreng M,K, karotenoid dapat mencegah beberapa penyakit degeneratif dan kronis seperti hiperkolesterolemia dan penyakit jantung yang disebabkan oleh Aktivitas antioksidan karotenoid yang mampu menghambat radikal bebas. senyawa β-karoten adalah karotenoid utama dengan aktivitas provitamin A yang berfungsi untuk kesehatan mata, diferensiasi jaringan, reproduksi, dan imunitas. [5]
Pemanfaatan RFO sebagai makanan fungsional yang essensial bagi tubuh merupakan langkah tepat karena terdapat aktivitas senyawa fitokimia seperti yang dikemukakan sebelumnya. Aktifitas ini mempunyai nilai tambah karena selain kaya akan manfaat kesehatannya juga didapatkan dengan pengolahan yang sangat mudah yaitu dipanaskan dan kemudian diambil minyak buah merah atau RFO. Namun pengolahan secara sederhana ini mempunyai kelemahan diantaranya tidak diketahui berapa banyak senyawa aktif yang didapatkan jika mengkonsumsi RFO. Untuk itu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode-metode ekstaksi agar dapat mengetahui tingkat kandungan senyawa fitokimia dalam RFO.
Untuk mendapatkan ekstrak buah merah yang mengandung banyak senyawa fitokimia maka digunakan metode maserasi dengan pelarut non polar seperti heksana dan kloroform yang dilaporkan beberapa peneliti antara lain Zarungalo Z. L, Rohman A dan Arumsari N. dengan mengadopsi metode yang telah dilakukan oleh Folch et al. (1957). [6] [7] [8] Setelah mengetahui kandungan senyawa fitokimia peneliti juga meneliti mengenai kandungan nutrisi dalam buah merah. Kandungan nutrisi ini berkaitan dengan penanganan pra panen dan pasca panen yang benar karena membutuhkan timing yang pas. Kandungan nutrisi dalam setiap makanan tentu memiliki kerentanan dan resiko kehilangan nutrisi masing-masing.
TO BE CONTINUED

Referensi :


[1] Zarungallo Z.L. 2015, Analysis of α-cryptoxanthin, β-cryptoxanthin, α -carotene, and β-carotene of Pandanus conoideus oil by high-performance liquidchromatography (HPLC) Procedia Food Science 3 ( 2015 ) 231 – 243, Science Direct, Pg. 232.
[2] Murtiningrum et al, 2012, The Exploration And Diversity Of Red Fruit (Pandanus Conoideus L.) From Papua Based On Its Physical Characteristics And Chemical Composition Bio
Diversitas ISSN: 1412-033X Volume 13, Number 3, July 2012, Pg. 126
[3] Zarungalo Z.L et al 2016, Nutrient content of three clones of red fruit (Pandanus conoideus) during the maturity development.  International Food Research Journal 23(3): 1217-1225 (2016) Pg. 1217.
[4] Zarungallo Z.L et al., 2015, Characterization of Chemical Properties, Lipid Profile, Total Phenol and Tocopherol Content of Oils Extracted from Nine Clones of Red Fruit (Pandanus conoideus Lamk), dalam Kasetsart Journal - Natural Science · August 2015 Pg. 238.
[5] Roreng M.K. et al., 2014 Carotenoids From Red Fruit (Pandanus Conoideus Lam.) Extract Are Bioavailable : A Study In Rats, IOSR Journal Of Pharmacy Volume 4, Issue 2 (February 2014), Pg. 11.
[6] Zarungallo Z.L. Analysis of α-cryptoxanthin, β-cryptoxanthin, α -carotene, and β-carotene of Pandanus conoideus oil by high-performance liquidchromatography (HPLC) Procedia Food Science 3 ( 2015 ) 231 – 243, Science Direct, Pg. 233
[7] Rohman, A., et al 2012, Characterizaton of red fruit (Pandanus conoideus Lam) oil, International Food Research Journal 19(2): 563-567 (2012) Pg. 264
[8] Arumsari N. 2013, Some Physico-chemical Properties of Red Fruit Oil (Pandanus Conoideus Lam) from Hexane and Chloroform Fraction, J.Food Pharm.Sci. 1 (2013) Pg. 31

Selasa, 22 Mei 2018

Buah Merah dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Manusia Khususnya OAP

Mei 22, 2018 2
Buah Merah dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Manusia Khususnya OAP
Ilustrasi - Google
Papua merupakan kepulauan yang sangat kaya akan sumber daya alam hayati. Salah satu tanaman endemik Papua yang telah dibudidayakan dan dimanfaatkan secara turun temurun sebagai makanan yaitu buah merah (Pandanus conoideus lamk). 

Buah merah digunakan pada kehidupan sehari-hari sebagai penambah saus pada sayur-sayuran dan sebagai suplement untuk menjaga daya tahan tubuh dan pengobatan penyakit tertentu. 

Dalam jurnal Sarungallo et al (2015) buah merah mengandung β-karoten dan a-tokoferol sehingga minyak buah merah punya potensi sebagai sumber alternatif karotenoid dan tokoferol.Telah diketahui bahwa karotenoid dan tokoferol merupakan sumber antioksidan yang sangat bermanfaat bagi tubuh untuk menangkal berbagai penyakit. 

Dutta D et al (2005) dan Ball G.M.F. (2000) yang dikutip oleh Roreng M,K, (2014) mengatakan karotenoid dapat mencegah beberapa penyakit degeneratif dan kronis seperti hiperkolesterolemia dan penyakit jantung yang disebabkan oleh Aktivitas antioksidan karotenoid yang mampu menghambat radikal bebas. 

Kemudian senyawa β-karoten adalah karotenoid utama dengan aktivitas provitamin A yang berfungsi untuk kesehatan mata, diferensiasi jaringan, reproduksi, dan imunitas. Selain itu dalam penelitian Budi dan Paiman (2005) diketahui bahwa buah merah mengandung total tokoferol 11.000 ppm. Tokoferol (Vitamin E) dikenal sebagai senyawa antioksidan yang ampuh mencegah penyakit. Senyawa tersebut merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh dan juga memiliki kandungan nutrisi yang lengkap.
Ilustrasi - Google


Untuk itu jika kita melihat ke Papua banyak masyarakat disana, terlebih khususnya yang berada di pegunungan tengah Papua mempunyai imunitas yang cukup tinggi. 

Dengan menggunakan KOTEKA dan SALI tanpa menggunakan pakaian ataupun jaket yang tebal masyarakat disana dapat hidup dan beraktifitas seperti biasanya tanpa terserang penyakit akibat cuasa dan lain sebagainya.

Sehingga diharapkan dengan membaca tulisan ini pembaca dapat mengetahui manfaat buah merah bagi kesehatan tidak hanya secara umum, tetapi mengetahui juga kandungan aktif yang menyebabkan buah merah sangat bermanfaat bagi kesehatan khususnya bagi OAP yang sudah sering mengkonsumsi buah merah. 

Semoga bermanfaat wa,,wa,,wa,,😊